Daerah  

Tragedi Pengeroyokan Brutal di Desa Jenne Maeja : Pelaku Masih Berkeliaran, Warga Geram Menuntut Keadilan

Foto : Illustrasi (Properti : Prosesnews.id)

Catatankaki Desa Jenne Maeja, Kabupaten Luwu, diguncang tragedi memilukan yang menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat setempat. Ardiansyah, seorang warga desa, menjadi korban pengeroyokan brutal oleh lima orang yang diduga telah merencanakan aksi keji tersebut. Akibat kekerasan yang dialaminya, Ardiansyah mengalami luka serius, termasuk retaknya tengkorak kepala. Namun, hingga berita ini diturunkan, para pelaku masih bebas berkeliaran tanpa tersentuh hukum. (Minggu, 2/2/2025)

Keluarga korban tidak bisa menyembunyikan amarah dan kekecewaannya terhadap lambannya tindakan aparat kepolisian. Nasrul, kakak Ardiansyah, dengan suara bergetar menyampaikan kepedihannya, “Adik saya terbaring tak berdaya dengan luka mengerikan, sementara mereka yang menganiaya masih bebas di luar sana. Di mana keadilan? Apakah kami harus menunggu korban berikutnya?”

Tragedi ini tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga korban, tetapi juga memicu ketakutan dan kemarahan di tengah masyarakat. Warga Desa Jene Meja khawatir kejadian serupa bisa menimpa siapa saja jika aparat tidak bertindak tegas. “Kami hidup dalam ketakutan. Jika pelaku tidak segera ditangkap, siapa yang bisa menjamin keamanan kami?” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Desakan untuk segera menangkap pelaku pun semakin menguat. Keluarga korban dan warga setempat mendesak Polres Luwu dan Polsek Ponrang untuk bertindak cepat. “Kami butuh kepastian hukum! Jangan sampai keadilan tumpul ke bawah dan tajam ke atas!” seru seorang warga yang turut menyuarakan keresahan masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Ponrang IPTU Akbar mengaku bahwa pihaknya telah menerima laporan dan langsung melakukan pengejaran. “Benar, kami sudah menerima laporan. Setelah pemeriksaan saksi-saksi, kami langsung bergerak untuk memburu para pelaku. Pengejaran telah kami lakukan selama beberapa hari, bahkan hingga dini hari, dengan dukungan Kasat Reskrim dan Tim Resmob Polres Luwu. Insya Allah, kami jadikan kasus ini sebagai atensi agar segera menangkap pelaku,” ujar Kapolsek melalui pesan WhatsApp pada Minggu siang (2/2/2025).

Namun, janji tersebut belum cukup menenangkan hati keluarga korban dan warga. Masyarakat menuntut bukti nyata, bukan sekadar retorika. Kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum dipertaruhkan. Jika dalam waktu dekat para pelaku tidak segera ditangkap, bukan tidak mungkin kemarahan warga akan memuncak dan berujung pada aksi yang lebih besar.

Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya penegakan hukum yang tegas dan adil. Masyarakat berharap, kasus Ardiansyah tidak akan berakhir sebagai catatan kelam tanpa penyelesaian. Mereka menunggu keadilan yang nyata, bukan hanya janji yang menggantung.

Sementara itu, keluarga Ardiansyah terus berjuang untuk mendapatkan keadilan. Mereka berharap, tragedi ini tidak hanya menjadi berita yang berlalu, tetapi menjadi momentum bagi aparat untuk membuktikan komitmen mereka dalam menegakkan hukum.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *