MAKASSAR – Kasus sindikat uang palsu yang melibatkan 17 tersangka terus berkembang, dengan Annar disebut memiliki peran penting dalam pengungkapan kasus ini. Keterangan Annar dianggap krusial untuk melengkapi penyidikan. Menurut Kapolres, “Keberadaan ASS (Annar) bukan dalam daftar pencarian orang (DPO). Saat ini, DPO sindikat uang palsu ada tiga orang, dan identitas dua di antaranya sudah kami kantongi.”
Nama Annar mencuat dalam kasus ini setelah terungkap bahwa produksi uang palsu tersebut dilakukan di dalam Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa. Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menjelaskan bahwa rumah Annar di Jl Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal produksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.
“Produksi awal dilakukan di rumah ASS di Jl Sunu. Namun, karena jumlah yang akan dicetak meningkat, mereka memindahkan produksi ke Kampus UIN di Gowa untuk menggunakan alat berkapasitas lebih besar,” ungkap Irjen Pol Yudhiawan pada Kamis (19/12/2024).
Mesin cetak uang palsu seberat dua ton, senilai Rp600 juta, didatangkan dari China melalui Surabaya. Mesin tersebut diselundupkan ke Kampus UIN oleh salah satu tersangka, Andi Ibrahim (AI), dengan alasan mencetak buku-buku perpustakaan.
Polisi juga menyoroti peran dua tersangka lain dalam jaringan ini, yakni AI dan seorang tersangka berinisial S. Ketiganya dianggap sebagai otak utama sindikat tersebut. “Kami akan terus mengejar tiga DPO yang belum tertangkap. Kasus ini akan kami tuntaskan hingga tuntas,” tegas Irjen Pol Yudhiawan.(*)