Daerah  

Opu Arung Senga Ungkap Makna Mendalam di Balik Ritual “Mappacekke Wanuwa”

Foto/Dok. Ist

Luwu, 6 Agustus 2024 – Festival Budaya di Bulan Merdeka, yang digagas oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, dimulai dengan ritual sakral Mappacekke Wanuwa. Acara ini diadakan di Baruga Arung Senga, Kelurahan Senga, Kecamatan Belopa, yang menjadi pusat perhatian masyarakat setempat dan wisatawan yang hadir.

Ritual Mappacekke Wanuwa terdiri dari tiga tahapan utama: Malekke Wae (mengambil air suci), Maddoja Roja (menjaga air), dan Mangeppi (memercikkan air). Opu Arung Senga, Andi Saddakati, menjelaskan secara rinci setiap tahapan dalam ritual ini.

“Di Bubung Parani, tokoh-tokoh adat secara bergantian menimba air yang kemudian ditampung dalam sebuah wadah. Air suci ini, atau yang disebut Ri Lekke, diarak dengan Sinrangeng Lakko (usungan adat) di atas pangkuan seorang gadis remaja Tenna Wette Dara (belum aqil baligh) sebagai simbol kesucian,” jelas Andi Saddakati saat ditemui pada Selasa (6/8/2024).

Setelah air suci diarak hingga tiba di Baruga Arung Senga, ritual berlanjut ke tahap Maddoja Roja. Menurut kepercayaan masyarakat Luwu, Maddoja Roja bertujuan untuk melindungi air suci dari roh jahat.

“Air itu sebentar malam akan dijaga. Maddoja Roja namanya. Artinya menjaga air yang telah diambil tadi supaya tidak kemasukan roh jahat. Kita jaga marwah dan kesuciannya,” tambah Andi Saddakati.

Air suci tersebut akan dijaga hingga keesokan harinya sebelum tahap terakhir dalam ritual Mappacekke Wanuwa, yaitu Mangeppi. Pada tahap ini, air suci akan dipercikkan ke segala penjuru kampung.

“Artinya memercikkan air. Nanti kita percikkan ke segala penjuru kampung. Masyarakat Luwu memandang air sebagai pembersih dan penyejuk. Pembersih yang dimaksud bukan hanya untuk pakaian, tetapi juga untuk jiwa dan pikiran,” ujar Andi Saddakati.

Bagi masyarakat Luwu, air tidak hanya dianggap sebagai simbol pembersih dari hal-hal buruk, tetapi juga sebagai pendingin suasana.

“Kemudian, air juga berfungsi sebagai pendingin suasana. Selalu jika ada rumah yang baru, kita pacekke dulu. Kita dinginkan terlebih dahulu,” terangnya.

Ritual Mappacekke Wanuwa secara harfiah berarti mendinginkan negeri. “Maksudnya adalah untuk mendinginkan suasana atau menghilangkan ketegangan-ketegangan dan keretakan-keretakan yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang bisa berakibat melonggarkan komitmen kesatuan atau maseddi siri,” tutup Andi Saddakati.

Festival Budaya di Bulan Merdeka ini tidak hanya merayakan kekayaan budaya Luwu tetapi juga menjadi momentum penting untuk merawat dan melestarikan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan tokoh adat, festival ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya sekaligus memupuk rasa kebersamaan dan kerukunan antarwarga.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *