Luwu, 11 Juni 2024 – Penutupan salah satu pintu gerbang dalam kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu telah menimbulkan berbagai keluhan dari masyarakat dan pegawai. Langkah ini diambil oleh pihak Pemkab dengan alasan meningkatkan keamanan dan ketertiban di area perkantoran. Namun, dampak negatif dari penutupan tersebut dirasakan oleh banyak pihak.
Para pegawai yang berkantor di kompleks tersebut mengeluhkan bahwa penutupan pintu gerbang menyebabkan akses jalan yang sebelumnya memakan waktu yang cukup singkat, sekarang harus memutar ke arah selatan menggunakan Pintu Masuk samping Kantor Bappeda. “Kami harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk masuk ke kantor. Ini benar-benar mengganggu efektivitas kerja kami,” ujar salah seorang pegawai yang tidak ingin disebutkan namanya.
Selain pegawai, warga yang sering berurusan dengan kantor-kantor di kompleks Pemkab Luwu juga merasakan dampak negatif dari kebijakan ini. “Saya harus berputar jauh hanya untuk bisa masuk ke kompleks. Ini sangat menyulitkan, terutama bagi kami yang harus datang setiap hari,” keluh seorang warga yang sering mengurus administrasi di kantor Pemkab.
Dari sisi keamanan, meskipun tujuan penutupan pintu gerbang ini untuk meningkatkan pengawasan, beberapa pihak menilai langkah ini kurang efektif. “Keamanan memang penting, tetapi perlu dipikirkan juga bagaimana caranya agar tidak mengorbankan aksesibilitas. Kebijakan ini justru menambah masalah baru,” kata seorang pengamat kebijakan publik.
Masyarakat berharap Pemkab Luwu dapat menemukan solusi yang lebih baik yang tidak hanya meningkatkan keamanan tetapi juga mempertimbangkan kemudahan akses bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penutupan pintu gerbang ini menyoroti pentingnya kebijakan yang seimbang antara keamanan dan kenyamanan publik. Diharapkan, dengan adanya dialog antara Pemkab dan masyarakat, solusi terbaik dapat segera tercapai sehingga aktivitas di kompleks perkantoran Pemkab Luwu dapat kembali berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti. (AL)
