
Luwu, 17 April 2024 – Dua gedung besar milik Pemerintah Kabupaten Luwu, Mall Pelayanan Publik (MPP) dan Gedung Perpustakaan Luwu, menghadapi ancaman tidak dapat menanggung tagihan listrik hingga akhir tahun ini. Kekurangan anggaran sebesar Rp 500 juta untuk kedua gedung tersebut membuat operasionalnya terancam terganggu.
MPP dan Gedung Perpustakaan Luwu mengalami defisit anggaran listrik, dengan MPP kekurangan sekitar Rp 350 juta dan Perpustakaan kekurangan sisanya. MPP menghabiskan Rp 30 hingga 40 juta setiap bulan untuk membayar tagihan listrik, dan dengan anggaran yang ada saat ini, hanya mampu membayar hingga pertengahan tahun. Sedangkan, Gedung Perpustakaan menghadapi biaya operasional terbesar pada tagihan listrik dan jaringan WiFi.
Tingginya biaya operasional gedung ini sebenarnya sudah diperingatkan oleh DPRD sebelumnya. Wakil Ketua DPRD Luwu, Zulkifli, menegaskan pentingnya perencanaan matang sejak awal pembangunan gedung-gedung besar tersebut. “Ini konsekuensi bangunan besar yang harus dari awal dipikirkan dan kami sudah ingatkan bahwa konsekuensi Mall Pelayanan Publik pasti menelan biaya operasional besar, khususnya listrik,” kata Zulkifli dalam rapat LKPJ 2023.
Politisi Golkar ini juga menyarankan agar ke depan MPP bisa mandiri dalam pembiayaan operasionalnya agar tidak terlalu membebani anggaran pemerintah. “Ke depan saya pikir MPP kalau bisa mandiri agar pemerintah tidak terlalu terbebani biaya operasionalnya,” jelasnya.
Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Luwu, Moch Arsal, membenarkan adanya kekurangan anggaran listrik untuk kedua gedung tersebut. Dia mengungkapkan bahwa pada saat penganggaran, kedua gedung tersebut tidak dialokasikan secara penuh hingga akhir tahun. “Namun sudah ada petunjuk Bupati untuk memasukkan beban ini ke dalam belanja rutin agar bisa segera diselesaikan. Makanya ada kegiatan lain yang kita tunda untuk dialihkan ke sini,” ujarnya.
Mall Pelayanan Publik, yang sebelumnya merupakan gedung Simpurusiang, telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 11 miliar dalam tiga tahap penganggaran. Gedung ini memiliki 22 gerai dengan berbagai fasilitas seperti ruang kesehatan, ruang baca, ruang bermain anak, ruang laktasi, toilet, mushola, dan kantor DPMPTSP Luwu di lantai dua.
Sedangkan pembangunan Gedung Perpustakaan Luwu menghabiskan anggaran lebih dari Rp 9 miliar. Gedung ini memiliki tiga lantai: lantai pertama untuk perpustakaan anak, lantai kedua untuk perpustakaan umum, dan lantai ketiga untuk berbagai macam ruangan fasilitas. Gedung ini juga menjadi kantor Dinas Perpustakaan Luwu.
Dengan adanya ancaman krisis anggaran listrik ini, diharapkan pemerintah daerah dapat segera menemukan solusi agar operasional kedua gedung vital ini tidak terganggu dan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan lancar.(*)
